Omong Kosong
!!
Tak bisakah omongan lelaki bisa dipegang (?)
Aku memiliki seorang teman, yeah dia seorang pria.
Namanya? HIMITSU alias RAHASIA. Aku mengaguminya, sangat! Tapi itu
duluu!
Duluu..
Dia adalah sosok yang sangat mengagumkan. Genius, tidak
mudah putus asa dalam meraih impian, dan sikapnya yang sedikit jutek membuatku
penasaran ingin lebih jauh mengenalnya. Menjadi sahabatnya itu jauh lebih baik
#sempat ingin jadi kekasihnya sih, tapi keinginan itu segera kutepis. Ta’aruf lah yang paling baik dijelaskan
dalam ISLAM.
Kami kenal memang lewat situs jejaring sosial facebook.
Sekalipun kami satu kota, tapi kami tak pernah ketemu. Umur kami terpaut 1
tahun, dia lebih tua dariku. Begitu pula dengan sekolah kami, dia memang kakak
kelasku, tapi kami beda sekolah.
Setelah kenal agak lama, ternyata dia sosok yang humoris
jugaa. Kukira dia bukan lelaki penggoda, yeah dia memang bukan lelaki penggoda,
tapi sedikiiitt penggoda!
Entah kenapa aku nggak suka dengan caranya berbincang
dengan wanita lain, lewat rentetan kalimat yang dilontarkan di dalam komentar
facebook, aku merasa ingin menegornya. Tapi apa (?) Aku hanyalah sebatas kawan
yang tak berhak membatasi dia dekat dengan siapapun. Apakah aku cemburu? Apakah
aku menyukainya? Ahh maybe!!
Pernah dia mengatakan “Aku suka kamu” ketika aku sedikit
memberikan perhatian kepadanya. Saat itu dia sedang penat, aku ingin kembali
bercanda dengannya, tapi aku tak tega. Kusuruh dia untuk istirahat. Tapi dia
malah mengatakan “Aku suka kamu”, maksudnya apa ini? Suka dalam hal apa?
Getaran ini? Yeah aku merasakan getaran yang menjalar disekujur tubuhku!
Jangan-jangan(?) Tapi aku tak berani menanyakan hal ini! Aku takut, dan aku
ingin dia istirahat! Mungkin pagi hari lebih baik untuk menanyakan kejelasan
ini.
Pagi ituu, tepatnya waktu sahur, aku menanyakan hal itu.
Yeah, sayangnya tak digubris sedikitpun! Mungkin waktu itu dia ngigau, tak
mungkin dia menyukaiku, aku hanya terlalu berharap. Tapi aku tak berharap untuk
menjadi kekasihnya, aku hanya berharap dia menyukaiku, dia mau menjadikan aku
orang terdekatnya. Sahabat mungkin (?)
Pernah suatu saat dia menanyaiku, “we wes nde pacar?”,
dan Alhamdulillah belum, dan aku tak ingin lagi berpacaran! Cukup Sapu dan Al
sajaa.
Dia
tanya hal ini bukan karena ingin memacariku, tapi dia hanya tak ingin
mengganggu hubungan aku dengan kekasihku. Yaa Alhamdulillah aku single.
Aku satu tujuan dengannya. Tak ingin mempunyai pacar terlebih
dahuluu. Katanya, dia mau kerja terlebih dahulu, sayangnya selama dia kerja
kami menjadi jauh. Dia berada di pulau yang tidak sama denganku. Aku di Jawa
dia di *tiiiiittt (sesor). Bahkan dia lama
gak ada kabar, aku kangen! Hanya lewat jejaring sosial dia menyapaku. Entah
kenapa dia tak kunjung sms aku setelah nomornya ganti. Bahkan, rasa yang
terpendam dalam hati ini mulai menghilang. Tapi menghilang dengan berbagai
alasan! Dia terlalu terpesona dengan gadis yang cantik lah, putih lah, apalah!
Aku membencinya! Yeah, I hate you boy!
Tapi aku tak mau menampakkan kemarahanku kepadanya
walaupun hanya lewat ekspresi kata-kata. Aku tak mau ada pertengkaran, dan aku
tak berhak marah kepadanya. Sekalipun aku membencinya, tapi aku tak bisa
membencinya 100%, tapi rasa ituu (?) Benar-benar hilang, kurasa aku tak menaruh hati lagi kepadanya.
Suatu malam, aku mendapatkan nomor tak kukenal tertera
dilayar ponselku, lebih tepatnya lagi aku mendapat satu pesan dari nomor
yang tak kukenal. Yeah! Itu dia! He’s come back! Payah! Aku telah berhasil
menghapus namanya dalam relung hatiku! Tapi kenapa dia datang kembali? Aku
benci ini!
Aku mulai terbiasa lagi dengan sapaan nya melalui benda
tak bernyawa! Yeah, PONSEL.
Halo dan hay adalah kalimat yang sering dia pakai untuk
menyapaku, aku bahkan nyaris tak pernah sms dia duluan. Dia yang selalu
mengawali semua perbincangan, bahkan dia sempat protes “nak gak sms gak
gelem sms … huh”. Haha, sudah terbiasa, aku memang jaraaaang sms
duluan.
Bahkan aku mulai mendengar suaranya saat dia menelfon
ku, yaa sekedar bercanda sih haha. Suaranya (?) sedikit cempreng :D, yaa aku
masih inget, khas! Dan payahnya lagi, aku
ingin lagi mendengar suaranya. Aku tak ingin terlalu terbiasa dengan semua ini!
Aku tak ingin rasa yang dulu menyangkut dihatiku datang kembali!
Diiaaaaaaaaaa (?)
Mempunyai gandengan baru!
Kekasih!
Pacar!
Girlfriend!
Dan aku kecawa padanyaa! Mana? Katanya gak mau mempunyai
pacar dulu?! Omong kosong!!
Dan aku tak memiliki hak untuk melarangnya! Aku malas untuk mengingatkan
suatu kata yang pernah ia ucapkan dulu! Yang intinya tak ingin memiliki pacar
terlebih dahulu.
Jalan? Dia mau ngajak jalan akuu kalau dia pulang
kampung! Ngapain? Jelas-jelas sudah punya gandengan baru! Aku gak mau aja jadi
penghalang hubungan mereka! Tapi dia seolah memaksaku, dia menyuruhku untuk
menganggapnya menjadi sahabatku. Memang aku telah menganggapmu menjadi
sahabatku!
Jalan..
Hal positif, yaa niatnya positif hanya sekedar jalan
saja. Tapi akuu gak enak dengan gadisnya, sekalipun kami jauuuuhhh, terpisahkan
oleh pulau, tapi aku tetep gak enaaakk! Yeah, liat aja kondisinya ntar L toh
tahun baru masih tinggal 2 bulan lagi.
Rasa ituu kembali :’( sakiittt! Saat dia memiliki
kekasih, dia malah berniat mengajakku jalan! Jalan biasa memang, tapii? I HATE YOU BOY
#Maaf kepada yang merasa, ini hanyalah
luapan hatiku :"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar