I'm not as good as you say also not as bad as you think! - - - In a relationship with Allah!

Selasa, 05 November 2013

Finally, Alhamdulillah #RaviMurdianto



Finally, Alhamdulillah. Yaa! Akhirnya aku bersama kawan-kawanku Luri Laras Ati, Nurul Fauziyah, dan adiknya Luri (Lilik Wijayanti) bisa menemui kak Ravi Murdianto langsung dirumahnya. Padahal dulu sempat kecewa, bagaimana tidak? Tgl 26 September yang lalu kak Ravi datang ke Alun-alun Purwodadi untuk melatih Sekolah Sepak Bola (SSB), padahal itu tak jauh jauh amat dari desaku, tapi aku salah jadwal, ku kira hari Jum’at, eh ternyata hari Kamis! Telat 1 hari doang! Gara-gara pengetik berita di artikelnya salah, aku jadi salah jadwal dan itu membuat aku, Nurul dan Luri sangat kecewa banget nget nget!! Kesempatan emas yang ku sia-siakan! Toh waktu itu masa-masa On the Job Training, jadi selama 2 bulan gak bisa ketemu temen-temen sekolah. Coba aja waktu itu waktu sekolah, bukan OJT, pasti gak bakal salah jadwal. Tapi disaat rutinitas sekolah mulai berlangsung kembali, Alhamdulillah ternyata temen 1 kelas ku juga gak ada yang nonton, dan itu membuatku lega. Kemarin tanggal 3 November, Alhamdulillah Allah menjawab semua doa ku. Doa ku terwujud!


Beberapa hari sebelum aku berkunjung kerumah kak Ravi, aku merasakan kedut di ekor mata sebelah kanan. Kata Nisa teman sebangku aku, aku akan nangis. Nangis gara-gara apa coba?? Karena aku penasaran, yaa aku browsing aja. Setelah ketemu, kata mbah Google sih akan bertemu orang jauh. Tapi orang jauhnya siapa? Sedangkan waktu itu belum ada rencana untuk pergi kerumah kak Ravi. Aku fikir orang jauhnya itu temen akuu mas #RAS, bisa disebut juga kakak kelas tapi beda sekolah. Tahun baru ntar dia mau pulang ke Jawa, mau ngajak aku main. Tapi kan itu kurang lebih 2 bulanan lagi. Hmm, tapi disaat aku perjalanan ke rumah kak Ravi, aku sadar! Apa orang jauhnya itu Ravi Murdianto? Idola aku sendiri?! Yaa! Kurasa begitu, dan aku semakin yakin disaat aku benar-benar bertemu dengannya.

Pergi hari Minggu, dan hari Sabtunya heboh pada ngomong-ngomong isu akan main kerumah kak Ravi. Ada temen aku yang gak percaya aku dan kawanku akan main kerumah kak Ravi, dikira itu hanya guyonan semata. Ada yang ingin ikut tapi dia gak bisa ikut karena esok harinya ada wawancara untuk pemilihan calon Osis baru. Ada yang asal jeplak “gembel eg le”. Ada yang bilang “Bonek (Bondo Nekat)”. Ada yang setelah lihat foto-foto aku difacebook, hari Seninnya sms aku “Dwi aku pengen melu.” telaat! kan aku pergi hari Minggu! Salah sendiri waktu itu di ajak gak mau, malah mempengaruhi yang negative, nyesel kan sekarang (?). Trus ada juga yang protes karena aku gak ngajak-ngajak, salah sendiri asikk nonton film, kan padahal udah heboh ngomongin ini , jadi gak denger isu ini kan eh akuu yang disalahin!  Mana aku tau kalau mereka gak denger.

Sebenernya sih aku sempet kecewa. Sabtu siang itu aku tampak terpancar wajah gembira, eh malamnya malah di buat Jleb. Kulihat nama AK2 Luri di layar ponselku, ada rasa senang yang timbul dihatiku, awalnya sih dia tanya besok aku & Nurul jadi apa gak ke rumah kak Ravi? Ya aku balas blablabla yg intinya jadi kalau Nurul di ijinkan. Tapi setelah itu yang kudapati adalah sebuah rentetan kata “q pengen bgt yo wikk… nag bu q ui ngintu’i.. tapi to nag bpk q,, q wes prcya 100% mesti gk di intu’i + mesti q di seneni.. bpk q nui og wik,,” Yaaahh apa ini pertanda akan batal? Tidak tidak! Masih ada harapan dengan Nurul! Dan keesokan harinya, gantian Nurul yang mengirim pesan yang sama halnya dengan Luri tadi malem. Dia positif gak dibolehin “maaf ia aku mengecewaknow ue, ue au sing ngajak tapi au dewe sing ugq iso, au mau kondo bapak.ku naq aku arep dolan nug tegowanu trus bapak.ku kondo nug endi au jawab nug gone kak ravi, bapak.ku jawab ape lahpo? Naq ugq penting koyok nui ugq usah, tapi naq garap tugas tak entuk’I, ui eg jawabane saka bapak.q
He :’-( he :’-( he :’-( au pengen banget emang ndq bengi au mimpi pas kene arep mankt nug tegowanu ugq un obis, mungkin ui jawabane. Maaf ia, ue rono wong 2 ndah au titipno salam ae” 2 org gimana? Luri aja gak bisaaa. Aku gak marah kalau mereka gak jadi, lagi pula aku takut kalau ada apa-apa karena gak dibolehin orang tua. Kalau rasa kecewa sih pasti, tapi yaa mau di apakan lagi, mungkin lain waktu masih ada kesempatan.

Tapi rasa kecewa itu tak berlangsung lama, beberapa menit setelah Nurul memberiku kabar tak sedap, Luri malah bilang kalau dia bisa kerumah kak Ravi, dan Lilik adiknya mau ikut. Yuhuuu, akhirnyaaa ngajak siapapun gakpapa kok, asalkan jadi biar ramee!! Hmm, ngomongin soal Nurul lagi, Alhamdulillah setelah bapaknya di bujuk-bujuk terus akhirnya di bolehin sekalipun harus memohon-mohon dan menangis setidaknya sudah di ijinkan dan gak boleh lama-lama. It’s okay! Let’s go!!

Sekitar pukul 10.30 an lebih aku naik bus dari rumah. Ketemuan sama Luri, Nurul dan Lilik di terminal. Trus di terminal kami sempet mondar-mandir untuk mencari buah tangan untuk kak Ravi, yaa sekalipun hanya buah Pir. Mendadak sih, toh duwit lagi menipis, padahal waktu kak Ravi ke Alun-alun Purwodadi, rencananya mau ngasih jersey Juventus, lah di terminal mana ada? Waktunnya terbatas pula. Seadanya saja deh, buah lebih baik.

Sekitar pukul 11.30 aku dan kawan-kawan mulai meninggalkan terminal naik bus jurusan Semarang, turun di Pasar Tegowanu. Kelewatan sih sama gang masuknya arah rumah kak ravi. Tak tau arah! Haha

Pertama turun bus, kudapati toko buah, yaa langsung aja aku masuk kesitu, bukan untuk membeli buah sih, tapi untuk tanya letak Rt.10 Rw.01 itu dimanaa haha, tapi sayangya mbak-mbaknya itu gak tau, yaaaahh. Kami mulai berjalan kearah timur, dan disitu ada pangkalan ojek. Langsung saja kami introgasi bapak itu. Kata bapaknya itu sih Etannya puskesmas, deket rel. Yaa intinya kami harus berjalan ke timur lagi, nah nanti ada gang masuh di sebelah Puskesmas, nah tinggal masuk sajaa.

Kami tiba sekitar pukul 12.30, yang bikin lama ituu gara-gara bus nya nge-time di pasar Godong lamaaa bengeeett nget nget! Yaa setelah kami menemui puskesmas nya, ternyata disebelah nya ada Masjid, yaa langsung saja kami mampir untuk bertemu dengan-Nya melengkapi sholat 5 waktu. Lilik sudah sholat duluan, sedangkan aku, Luri, Nurul dan mbah-mbah sholat berjama’ah, gak tau nama nenek itu siapa. Setelah sholat aku bertanya lagi untuk memperjelas dimana letak Rt.10 Rw 01 ituu, kami harus berjalan lagi ngidul trus ngetan. Yaa, kurang jelas sih memang, tapi yaa sudahlah, eksis dulu di Masjid. Jeprat-jepret untuk mengingat masa ituu, setidaknya sebelum ke rumah kak Ravi, kami berkunjung dahulu ke rumah Allah.

(photo deleted)



Next, kami melanjutkan perjalanan kearah selatan, kudapati beberapa orang sedang berkumpul di depan rumah, kukira hanya beberapa orang saja, ternyata ada banyak, ada bapak-bapaknya jugaa. Dan aku mulai memberanikan diri lagi untuk bertanya “Assalamualaikum, Bu ajeng tangklet, Rt.10 Rw.01 niku teng pundi nggiih??” eh malah bapak-bapaknya itu langsung menceplos “MAS RAVI??!” Maluuuuu!! Udah keras, ceta alias jelas pula. Hahaha, bapaknya ituu tau aja, to the point banget, blak-blakan haha. Tapi bikin kami maluu dan harus menahan tawa yang tak tertahankan wkwkwk. Kata bapak itu, kami masih harus lurus ke arah selatan, nanti ada talang belok kekiri / Timur. Karena tak bisa menahan malu, kita langsung aja mengucapkan terima kasih dan buru-buru pergi dari tempat ituu. Saking malunya, Luri sama Nurul kurang konsen dengan info yang diberikan kepada kami, ckckck.

Yes, akhirnya talang itu ketemu juga, tapi setelah aku belok kiri/utara, yang kudapati seperti hutan, bukan hutan tapi yaa kayak ladang atau apalah itu, kayak ga ada rumah warga. Tapi kami tetap lurus kedepan, dan kami menemui rumah warga, tampaklah rumah cat warna kuning, tapi rumahnya tak tampak seperti yang ada di foto akuu. Langsung saja kami belok ke kanan, dan aku mulai tanya dengan mbak-mbak. Kali ini aku langsung to the point, “Assalamualaikum, mbak ajeng tangklet, daleme kak Ravi niku teng pundi?”, eh mbaknya itu malah jawab “Ravi ne gak dirumah eg, kemaren pergi sama orang tuane, kayak’e belum pulang”, aku jawab “La pulange kapan?”, trus mbaknya malah jawab nggak tau. Jleb banget L kecewa! Tapi aku gak langsung percaya begitu aja, aku tetep penasaran. Langsung saja aku lontarkan pertanyaan “Tapi rumahnya dimana mbk?”, kata mbak ituu, “kamu lurus aja terus, nanti ada papan namanya.”. It’s okay, kami melanjutkan perjalanan ke utara, dan benar, ada papan nama bertuliskan “RAVI MURDIAN”, tapi aku tak menemui cat berwarna kuning, tapi kami langsung saja belok. Kudapati ada perempuan cantik, dan aku langsung melontarkan pertanyaan “Assalamualaikum mbak, mau tanya rumahnya “Kak Ravi dimana ya?”, kami disuruh masuk gang saja. Yaa karena tadi ada yang bilang kalau kak Ravi gak dirumah, aku basa-basi dulu “tapi kak Ravinya dirumah nggak?”, sayangnya mbaknya itu nggak tau, soalnya dia bukan asli tegowanu. Mungkin mbaknya itu main kerumah temen, pacarnya atau apa yaa? Soalnya dia dandan cantik dan pakai tas pula kok.

Next, kami mengikuti perintah mbaknya tadi, aku melihat cat warna kuning seperti yang ada di foto aku. Disebelah selatan rumah kak Ravi ada toko, dan kudapati 2 orang cewek kayaknya masih SMP berada disebelah selatan toko itu. Langsung to the point, kami menghampirinya dan bertanya, apakah mereka mau kerumah kak Ravi juga?, kata 2 org itu sih iya, tapi mereka belum menemui kak Ravi, kak Ravi sedang istirahat. Mereka baru lihat ibunya kak Ravi, bu Murminah. Adiknya kurang bisa diajak kompromi, mereka malah menyendiri.





(Rumah kak Ravi yang ku ambil di Google)



(Rumah kak Ravi hasil jepretanku diam-diam #sama kan?)



Karena nyali ku menciut, aku duduk-duduk dulu bereng Nurul, Luri dan Lilik di toko sebelah rumahnya kak Ravi untuk beli aqua melepas dahaga. Fiuuh, tepat pukul 13.30 kami memberanikan diri untuk bertanya ibunya kak Ravi yang sedang ngerokin adiknya kak Ravi didepan rumah tetangganya yang tepatnya di sebelah utara rumah kak Ravi persis. Again and again, aku yang bertanya lagi, malu sih, tapi gakpapa deh haha. Dan kami mengajak adik-adik tadi yang dari jam berapa entah gak berani masuk. Padahal sudah lama mereka nunggu tapi gak berani menemui. Kata ibunya kak Ravi sih dia sedang istirahat, dan kami disuruh menggelar karpet dulu untuk kami duduk’i. Kami pun langsung nurut, adik-adiknya malah menyendiri, gak mau gabung bareng kami. Malu mungkin, biarlah! Dan kami pun menunggu sambil jeprat-jepret terlebih dahulu.


(Pelepas Dahaga #kurang kerjaan kufoto haha)




(photo deleted)




Waktu menunjukkan pukul 14.00 dan kak Ravi tak kunjung keluar, kemana dia? Masih tidurkah? Selang beberapa menit kakaknya kak Ravi mas Galih Nur Cahyono kalau gak salah, yaa kakaknya kak Ravi masuk rumah, pintu pun terbuka sedikit dan aku bisa mengintip sedikit isi didalamnya. Yang tampak hanya foto pemain timnas dan berbagai medali terpajang apik & rapi di dinding. Datang lah 2 bocah SD laki-laki asal masuk saja, salah satu di antara mereka membawa kaos yang disembunyikan di perut yang tertutupi kaos yang dikenakannya. Hahaha, gak sopan, asal nylonong masuk, aku kira tadi tetangganya, ternyata bukan. Mereka datang untuk meminta tanda tangan kak Ravi. Selang beberapa menit setelah 2 bocah itu keluar, Luri melihat kak Ravi dari balik kaca. Deg deg deg, jantung berdegup lebih kencang! Tiba-tiba ada mas-mas gak tau siapa muncul dari arah pintu. Eh dia langsung tanya “Mau minta foto?!” to the point sih, tapi sedikit gimanaaa gituu. Aku jawab “Mau ketemu kak Ravi” eh dia ceplos kata-kata yang simple, padat, dan jelas “MASUK!!” tanpa babibu lagi, kami menuruti perintahnya, #Jebreeett! Kulangkahkan kakiku masuk melewati garis pintunya, “Assalamualaikum” dan kak Ravi pun menjawabnya tapi sedikit pelan. Tinggi, ganteng, putih jugaa, tubuhnya ideal banget. Begitu sempurna ciptaan-Nya. Kak Ravi tampak memegang spidol, tanpa basa-basi terlebih dahulu langsung saja kami semua mengeluarkan berbagai barang yang akan ditandatangani kak Ravi. Oh iya, tiba-tiba ada 2 orang lelaki masuk, sudah SMA mereka. Aku kira mereka itu tadi tetangganya kak Ravi, ternyata bukan, dan mereka itu tampak konyol.


Aku, Luri & Nurul meminta tanda tangan di Jaket SENADA, kamii lupaa bawa kaos. Tak terfikirkan, yang difikirkan hanya bertemu kak Ravi sajaa :D, beda dengan Lilik, dia sudah menyiapkan Kaos dan spidol haha. Trus Lilik minta tanda tangan di buku, si 2 cowok tadi bilang “Kertas barang, krudung sekalian :D”. Trus aku minta tanda tangan di Topi SMK aku, biarlah gak ada barang lain sih, eh si 2 cowok tadi bilang “topi barang, ngendi wi? SMK padahal #sambil mengintip topi ku yang tampak tertera tulisan SMK yang paling menonjol” aku hanya bisa diam menahan tawa dan malu. Kak Ravi mah hanya diam, meladeni permintaan kita. Mungkin kak Ravi juga menahan tawa, kak Ravi tu tampangnya kayak malu-malu gimana gitu. Tak banyak bicara.

Setelah itu kami berfoto bersama, saling bergantian. Satu kata disaat aku berada didekatnya #Ndredeg hahaha, maluu. Kata Lilik saat aku memberikan hp ku pada Lilik untuk menjepret, getaran tanganku itu terasa. Iyakah? Aaarrrggghh!! Apalagi saat kak Ravi memegang pundakku, mungkin dia merasakannya, dia berfikir apa yaa? Bikin malu ajaa tapi gak bisa ditahan, skali ndredeg ya ndredeg, dag-dig-dug pulaa, nervous banget! Kak Ravi kayak mau buru-buru masuk kedalam, dia tanya “udah?” mumpung ada ibunya, aku langsung bilang sama kak Ravi “Boleh foto sama ibu?”, trus kak Ravi bilang ibunya yang jaraknya gak jauh darinya, #Bu Murminah datang tepat waktu sebelum kak Ravi masuk keruangan lain, eh setelah itu kak Ravi kayak mau masuk ke dalam atau apalah, mungkin malu? Menghindari pertanyaan kita? Tau apalah, tenang aja kak, gak bakal aku tanya aneh-aneh kok, rencananya sih cuma mau menceritakan kejadian masa lalu saat kak Ravi di Alun-alun Purwodadi. Langsung saja aku bilang “Sama kak Ravi jugaa”, dia langsung sigap, siap untuk berfoto lagi, “Oh sama aku?”. Selesailah, kami pun tak bisa berlama-lama disana. Habis itu kak Ravi langsung masuk ke ruangan kedua dalam rumahnya, kami hanya bisa berbincang-bincang dengan ibunya. Kami ditanya rumahnya dimana? Asal sekolahnya? Trus ibunya kak Ravi juga kenal pak Amin Prajaga guru Kewirausahan ku dikelas 10 dulu, semoga saja kelas 12 nanti menjadi guruku lagi, amiin. Dan ternyataaa Pak Amin itu tetangganya kak Ravi toh, mau mampir sih kerumahnya Pak Amin, tapi sudah sore, dan takutnya ntar malah diceritakan sama murid sekolah. Kan sedikit malu tapi bangga. Haha gajee. Tak lupaa kami memberikan buah Pir yang telah kami beli tadi, tidak merepotkan kok bu, kami malah senang. Eh 2 cowok konyol tadi malah bilang gini “We ma nggowo beras pirang kilo??” hahaha, ya lucu ya bikin gondok.




(Kak Ravi saat meladeni fansnya #2 cowok konyol# minta tanda tangan, dan di depan kak Ravi ada siapa entah, dia lah yang menyuruh kami #MASUK)



(Tanda tangan di Jaket SENADA ku)



(Tanda tangan di Topi SMK ku)





(photo deleted)



Selesai sudah pertemuan singkat kami dengan kak Ravi, semoga dilain waktu kami bisa menemuinya kembali sayangnya waktu itu bapak kak Ravi gak dirumah. Kerja mungkin, pak Hery Supriyanto itu juga ketua RT. Kami pulang dengan bahagia, melihat kak Ravi aja sudah senang, apa lagi bisa foto bareng dapat tanda tangan dari idola ku No.1 di timnas pula terima kasih kak, terima kasih juga untuk Ibu Murminah.

Akan kukenang semua ini, kumasukkan dalam memory otakku, tertoreh sejarah baru didalamnya. Semua telah menjadi sejarah dalam skenario hidupku.


(photo deleted)



Keesokan harinya saat sampai dikelas, langsung di introgasi sama sebagian temenku, disuruh menceritakan dari awal sampai akhir, ckck :D

#nb : banyak foto yang harus aku hapus, karena aku berproses untuk hijrah :) tp tulisan didalamnya tidak aku edit, biar aku alay pada masanya :D hhe

My Blog List

Sasuke Uchiha - Naruto