Antara Angkutan dan Kawan
Topik yang akan kubahas
kali ini cukuplah simple. Antara angkutan dan kawan. Apa sangkut pautnya coba?
Tapi ini cukuplah menarik bagiku.
Tempo hari aku benar-benar
dibuat bingung dalam hal yang satu ini. Begini ceritanya.
Waktu itu sudah sore,
langit tampak gelap karena saat itu cuaca sedang gerimis. Aku bersama
segerombolan kawanku mulai keluar dari gerbang sekolah. 3 orang sudah duduk
manis didalam angkutan yang berbeda jurusan denganku, mereka tinggal menunggu
laju angkut yang mereka tumpangi. 2 orang yang lainnya telah mendapatkan
angkutan yang satu jurusan denganku. Disisi lain masih ada 1 kawan yang masih
menunggu jemputannya. Aku tak tega membiarkannya duduk termenung dibawah
rintikan hujan. Aku lebih memilih menunggunya ketimbang naik angkot duluan.
Banyak angkutan jurusanku yang melintas melewatiku, tapi aku hanya diam tanpa
melakukan tindakan lebih. Aku tahu bila jemputannya datang, aku bakal
ditinggalkannya pergi. Tapi aku tak sembarangan memilih! Mungkin dari segi kebutuhan
saat itu, aku lebih membutuhkan angkutan yang mempu mengantarkanku pulang
ketempat tujuanku, tapi kawanku yang satu itu terlalu baik untukku, aku
disuruhnya pulang dahulu meninggalkan dia sendiri, padahal dia kerap menungguku
pulang hingga aku mendapatkan angkutan. Jujur aku benar-benar membutuhkan
angkutan saat itu, tapi aku bukan sosok yang selalu mengambil enaknya sendiri
disetiap kejadian. Aku juga ingin membalas kebaikannya. Tapi satu hal kepahitan
yang kurasakan saat itu. Aku sempat ditolak satu angkutan setelah aku menolak
berberapa angkutan sebelumnya.
Kurasa aku memilih pilihan
yang tepat. Memilih kawan ketimbang angkutan, yang jelas-jelas angkutanlah yang
kubutuhkan saat itu. Aku lebih memilih berkorban, karena kutahu masih ada bus
yang menjadi pahlawan. Toh jika memang tak ada pilihan lain untuk kutumpangi,
aku masih memiliki kaki yang masih bisa kulangkahkan. Akan ku manfaatkan kakiku
sebaik mungkin untuk menempuh jarak 8 km untuk sampai ketempat tujuan,
meneruskan jejak sang idola #RM yang mampu berjalan 20 km karena tak ada bus
yang melintas.
Tapi, apakah orang lain
sependapat denganku? Kurasa tak semuanya mengatakan “IYA”. Bila disangkut
pautkan dengan cinta? Nyambung kok. Tahu kenapa bisa nyambung? Kurasa otak
kalianlah yang akan bekerja untuk memikirkan hal ini.
Selamat berimajinasi..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar