Finally, Alhamdulillah. Yaa! Akhirnya aku bersama
kawan-kawanku Luri Laras Ati, Nurul Fauziyah, dan
adiknya Luri (Lilik Wijayanti) bisa menemui kak Ravi Murdianto langsung
dirumahnya. Padahal dulu sempat kecewa, bagaimana tidak? Tgl 26 September yang lalu kak Ravi datang ke Alun-alun Purwodadi untuk melatih
Sekolah Sepak Bola (SSB), padahal itu tak jauh jauh amat dari desaku,
tapi aku salah jadwal, ku kira hari Jum’at, eh ternyata hari Kamis! Telat 1
hari doang! Gara-gara pengetik berita di artikelnya salah, aku jadi salah
jadwal dan itu membuat aku, Nurul dan Luri sangat kecewa banget nget nget!!
Kesempatan emas yang ku sia-siakan! Toh waktu itu masa-masa On the Job
Training, jadi selama 2 bulan gak bisa ketemu temen-temen sekolah. Coba aja
waktu itu waktu sekolah, bukan OJT, pasti gak bakal salah jadwal. Tapi disaat
rutinitas sekolah mulai berlangsung kembali, Alhamdulillah ternyata temen 1
kelas ku juga gak ada yang nonton, dan itu membuatku lega. Kemarin tanggal 3
November, Alhamdulillah Allah menjawab semua doa ku. Doa ku terwujud!
Beberapa
hari sebelum aku berkunjung kerumah kak Ravi, aku merasakan
kedut di ekor mata sebelah kanan. Kata Nisa teman sebangku aku, aku akan
nangis. Nangis gara-gara apa coba?? Karena aku penasaran, yaa aku browsing aja.
Setelah ketemu, kata mbah Google sih akan
bertemu orang jauh. Tapi orang jauhnya siapa? Sedangkan waktu itu belum
ada rencana untuk pergi kerumah kak Ravi. Aku fikir orang jauhnya itu temen
akuu mas #RAS, bisa disebut juga kakak
kelas tapi beda sekolah. Tahun baru ntar dia mau pulang ke Jawa, mau ngajak aku
main. Tapi kan itu kurang lebih 2 bulanan lagi. Hmm, tapi disaat aku perjalanan
ke rumah kak Ravi, aku sadar! Apa orang jauhnya itu Ravi Murdianto? Idola aku
sendiri?! Yaa! Kurasa begitu, dan aku semakin yakin disaat aku benar-benar
bertemu dengannya.
Pergi
hari Minggu, dan hari Sabtunya heboh pada ngomong-ngomong isu akan main kerumah
kak Ravi. Ada temen aku yang gak percaya aku dan kawanku akan main kerumah kak Ravi,
dikira itu hanya guyonan semata. Ada yang ingin ikut tapi dia gak bisa ikut
karena esok harinya ada wawancara untuk pemilihan calon Osis baru. Ada yang
asal jeplak “gembel eg le”. Ada yang bilang “Bonek (Bondo Nekat)”. Ada yang
setelah lihat foto-foto aku difacebook, hari Seninnya sms aku “Dwi aku pengen
melu.” telaat! kan aku pergi hari Minggu! Salah sendiri waktu itu di ajak gak
mau, malah mempengaruhi yang negative, nyesel kan sekarang (?). Trus ada juga
yang protes karena aku gak ngajak-ngajak, salah sendiri asikk nonton film, kan
padahal udah heboh ngomongin ini , jadi gak denger isu ini kan eh akuu
yang disalahin! Mana aku tau kalau mereka gak denger.
Sebenernya
sih aku sempet kecewa. Sabtu siang itu aku tampak terpancar wajah gembira, eh
malamnya malah di buat Jleb. Kulihat nama AK2 Luri di layar ponselku, ada rasa
senang yang timbul dihatiku, awalnya sih dia tanya besok aku & Nurul jadi
apa gak ke rumah kak Ravi? Ya aku balas blablabla yg intinya jadi kalau Nurul
di ijinkan. Tapi setelah itu yang kudapati adalah sebuah rentetan kata “q pengen bgt yo wikk… nag bu q ui ngintu’i.. tapi to nag
bpk q,, q wes prcya 100% mesti gk di intu’i + mesti q di seneni.. bpk q nui og
wik,,” Yaaahh apa ini pertanda akan batal? Tidak tidak! Masih
ada harapan dengan Nurul! Dan keesokan harinya, gantian Nurul yang mengirim
pesan yang sama halnya dengan Luri tadi malem. Dia positif gak dibolehin “maaf ia aku mengecewaknow ue, ue au sing ngajak tapi au
dewe sing ugq iso, au mau kondo bapak.ku naq aku arep dolan nug tegowanu trus
bapak.ku kondo nug endi au jawab nug gone kak ravi, bapak.ku jawab ape lahpo?
Naq ugq penting koyok nui ugq usah, tapi naq garap tugas tak entuk’I, ui eg
jawabane saka bapak.q
He :’-( he :’-( he :’-( au pengen banget emang ndq bengi au
mimpi pas kene arep mankt nug tegowanu ugq un obis, mungkin ui jawabane. Maaf
ia, ue rono wong 2 ndah au titipno salam ae” 2 org gimana? Luri
aja gak bisaaa. Aku gak marah kalau mereka gak jadi, lagi pula aku takut kalau
ada apa-apa karena gak dibolehin orang tua. Kalau rasa kecewa sih pasti, tapi
yaa mau di apakan lagi, mungkin lain waktu masih ada kesempatan.
Tapi
rasa kecewa itu tak berlangsung lama, beberapa menit setelah Nurul memberiku
kabar tak sedap, Luri malah bilang kalau dia bisa kerumah kak Ravi, dan Lilik
adiknya mau ikut. Yuhuuu, akhirnyaaa ngajak siapapun gakpapa kok, asalkan
jadi biar ramee!! Hmm, ngomongin soal Nurul lagi, Alhamdulillah setelah
bapaknya di bujuk-bujuk terus akhirnya di bolehin sekalipun harus memohon-mohon
dan menangis setidaknya sudah di ijinkan dan gak boleh lama-lama. It’s
okay! Let’s go!!
Sekitar
pukul 10.30 an lebih aku naik bus dari rumah. Ketemuan sama Luri, Nurul dan
Lilik di terminal. Trus di terminal kami sempet mondar-mandir untuk mencari
buah tangan untuk kak Ravi, yaa sekalipun hanya buah Pir. Mendadak sih, toh
duwit lagi menipis, padahal waktu kak Ravi ke Alun-alun Purwodadi, rencananya
mau ngasih jersey Juventus, lah di terminal mana ada? Waktunnya terbatas pula.
Seadanya saja deh, buah lebih baik.
Sekitar
pukul 11.30 aku dan kawan-kawan mulai meninggalkan terminal naik bus jurusan
Semarang, turun di Pasar Tegowanu. Kelewatan sih sama gang masuknya arah rumah
kak ravi. Tak tau arah! Haha
Pertama
turun bus, kudapati toko buah, yaa langsung aja aku masuk kesitu, bukan untuk
membeli buah sih, tapi untuk tanya letak Rt.10 Rw.01 itu dimanaa haha, tapi
sayangya mbak-mbaknya itu gak tau, yaaaahh. Kami mulai berjalan kearah timur,
dan disitu ada pangkalan ojek. Langsung saja kami introgasi bapak itu. Kata
bapaknya itu sih Etannya puskesmas, deket rel. Yaa intinya kami harus berjalan
ke timur lagi, nah nanti ada gang masuh di sebelah Puskesmas, nah tinggal masuk
sajaa.
Kami
tiba sekitar pukul 12.30, yang bikin lama ituu gara-gara bus nya nge-time di
pasar Godong lamaaa bengeeett nget nget! Yaa setelah kami menemui puskesmas
nya, ternyata disebelah nya ada Masjid, yaa langsung saja kami mampir untuk
bertemu dengan-Nya melengkapi sholat 5 waktu. Lilik sudah sholat duluan,
sedangkan aku, Luri, Nurul dan mbah-mbah sholat berjama’ah, gak tau nama nenek
itu siapa. Setelah sholat aku bertanya lagi untuk memperjelas dimana letak
Rt.10 Rw 01 ituu, kami harus berjalan lagi ngidul trus ngetan. Yaa, kurang
jelas sih memang, tapi yaa sudahlah, eksis dulu di Masjid. Jeprat-jepret untuk
mengingat masa ituu, setidaknya sebelum ke rumah kak Ravi, kami berkunjung
dahulu ke rumah Allah.
(photo deleted)
Next,
kami melanjutkan perjalanan kearah selatan, kudapati beberapa orang sedang
berkumpul di depan rumah, kukira hanya beberapa orang saja, ternyata ada
banyak, ada bapak-bapaknya jugaa. Dan aku mulai memberanikan diri lagi untuk
bertanya “Assalamualaikum, Bu ajeng tangklet, Rt.10 Rw.01 niku teng pundi
nggiih??” eh malah bapak-bapaknya itu langsung menceplos “MAS RAVI??!” Maluuuuu!! Udah keras, ceta
alias jelas pula. Hahaha, bapaknya ituu tau aja, to the point banget,
blak-blakan haha. Tapi bikin kami maluu dan harus menahan tawa yang tak
tertahankan wkwkwk. Kata bapak itu, kami masih harus lurus ke arah selatan,
nanti ada talang belok kekiri / Timur. Karena tak bisa menahan malu, kita
langsung aja mengucapkan terima kasih dan buru-buru pergi dari tempat ituu.
Saking malunya, Luri sama Nurul kurang konsen dengan info yang diberikan kepada
kami, ckckck.
Yes,
akhirnya talang itu ketemu juga, tapi setelah aku belok kiri/utara, yang
kudapati seperti hutan, bukan hutan tapi yaa kayak ladang atau apalah itu,
kayak ga ada rumah warga. Tapi kami tetap lurus kedepan, dan kami menemui rumah
warga, tampaklah rumah cat warna kuning, tapi rumahnya tak tampak seperti yang
ada di foto akuu. Langsung saja kami belok ke kanan, dan aku mulai tanya dengan
mbak-mbak. Kali ini aku langsung to the point, “Assalamualaikum,
mbak ajeng tangklet, daleme kak Ravi niku teng pundi?”, eh mbaknya itu
malah jawab “Ravi ne gak dirumah eg, kemaren
pergi sama orang tuane, kayak’e belum pulang”, aku jawab “La pulange kapan?”, trus mbaknya malah jawab
nggak tau. Jleb banget L kecewa! Tapi aku gak langsung percaya begitu
aja, aku tetep penasaran. Langsung saja aku lontarkan pertanyaan “Tapi rumahnya dimana mbk?”, kata mbak ituu, “kamu
lurus aja terus, nanti ada papan namanya.”. It’s okay, kami melanjutkan
perjalanan ke utara, dan benar, ada papan nama bertuliskan “RAVI MURDIAN”, tapi aku tak menemui cat berwarna
kuning, tapi kami langsung saja belok. Kudapati ada perempuan cantik, dan aku
langsung melontarkan pertanyaan “Assalamualaikum
mbak, mau tanya rumahnya “Kak Ravi dimana ya?”, kami disuruh masuk gang
saja. Yaa karena tadi ada yang bilang kalau kak Ravi gak dirumah, aku basa-basi
dulu “tapi kak Ravinya dirumah nggak?”,
sayangnya mbaknya itu nggak tau, soalnya dia bukan asli tegowanu. Mungkin
mbaknya itu main kerumah temen, pacarnya atau apa yaa? Soalnya dia dandan
cantik dan pakai tas pula kok.
Next,
kami mengikuti perintah mbaknya tadi, aku melihat cat warna kuning seperti yang
ada di foto aku. Disebelah selatan rumah kak Ravi ada toko, dan kudapati 2
orang cewek kayaknya masih SMP berada disebelah selatan toko itu. Langsung to
the point, kami menghampirinya dan bertanya, apakah mereka mau kerumah kak Ravi
juga?, kata 2 org itu sih iya, tapi mereka belum menemui kak Ravi, kak Ravi
sedang istirahat. Mereka baru lihat ibunya kak Ravi, bu Murminah. Adiknya
kurang bisa diajak kompromi, mereka malah menyendiri.
(Rumah kak Ravi yang ku ambil di Google)
(Rumah kak Ravi hasil jepretanku diam-diam #sama kan?)
Karena
nyali ku menciut, aku duduk-duduk dulu bereng Nurul, Luri dan Lilik di toko
sebelah rumahnya kak Ravi untuk beli aqua melepas dahaga. Fiuuh, tepat pukul
13.30 kami memberanikan diri untuk bertanya ibunya kak Ravi yang sedang
ngerokin adiknya kak Ravi didepan rumah tetangganya yang tepatnya di sebelah
utara rumah kak Ravi persis. Again and again, aku yang bertanya lagi, malu sih,
tapi gakpapa deh haha. Dan kami mengajak adik-adik tadi yang dari jam berapa
entah gak berani masuk. Padahal sudah lama mereka nunggu tapi gak berani menemui.
Kata ibunya kak Ravi sih dia sedang istirahat, dan kami disuruh menggelar
karpet dulu untuk kami duduk’i. Kami pun langsung nurut, adik-adiknya malah
menyendiri, gak mau gabung bareng kami. Malu mungkin, biarlah! Dan kami pun
menunggu sambil jeprat-jepret terlebih dahulu.
(photo deleted)
Waktu
menunjukkan pukul 14.00 dan kak Ravi tak kunjung keluar, kemana dia? Masih
tidurkah? Selang beberapa menit kakaknya kak Ravi mas Galih Nur Cahyono kalau
gak salah, yaa kakaknya kak Ravi masuk rumah, pintu pun terbuka sedikit dan aku
bisa mengintip sedikit isi didalamnya. Yang tampak hanya foto pemain timnas dan
berbagai medali terpajang apik & rapi di dinding. Datang lah 2 bocah SD
laki-laki asal masuk saja, salah satu di antara mereka membawa kaos yang
disembunyikan di perut yang tertutupi kaos yang dikenakannya. Hahaha, gak
sopan, asal nylonong masuk, aku kira tadi tetangganya, ternyata bukan. Mereka
datang untuk meminta tanda tangan kak Ravi. Selang beberapa menit setelah 2
bocah itu keluar, Luri melihat kak Ravi dari balik kaca. Deg deg deg, jantung
berdegup lebih kencang! Tiba-tiba ada mas-mas gak tau siapa muncul dari arah
pintu. Eh dia langsung tanya “Mau minta
foto?!” to the point sih, tapi sedikit gimanaaa gituu. Aku
jawab “Mau ketemu kak Ravi” eh dia
ceplos kata-kata yang simple, padat, dan jelas “MASUK!!” tanpa
babibu lagi, kami menuruti perintahnya, #Jebreeett! Kulangkahkan kakiku masuk
melewati garis pintunya, “Assalamualaikum” dan
kak Ravi pun menjawabnya tapi sedikit pelan. Tinggi, ganteng, putih jugaa,
tubuhnya ideal banget. Begitu sempurna ciptaan-Nya. Kak Ravi tampak memegang
spidol, tanpa basa-basi terlebih dahulu langsung saja kami semua mengeluarkan
berbagai barang yang akan ditandatangani kak Ravi. Oh iya, tiba-tiba ada 2
orang lelaki masuk, sudah SMA mereka. Aku kira mereka itu tadi tetangganya kak
Ravi, ternyata bukan, dan mereka itu tampak konyol.
Aku,
Luri & Nurul meminta tanda tangan di Jaket
SENADA, kamii lupaa bawa kaos. Tak terfikirkan, yang difikirkan hanya
bertemu kak Ravi sajaa :D, beda dengan Lilik, dia sudah menyiapkan Kaos dan
spidol haha. Trus Lilik minta tanda tangan di buku,
si 2 cowok tadi bilang “Kertas barang, krudung
sekalian :D”. Trus aku minta tanda tangan di Topi SMK aku, biarlah gak
ada barang lain sih, eh si 2 cowok tadi bilang “topi
barang, ngendi wi? SMK padahal #sambil mengintip topi ku yang tampak tertera
tulisan SMK yang paling menonjol” aku hanya bisa diam menahan tawa
dan malu. Kak Ravi mah hanya diam, meladeni permintaan kita. Mungkin kak Ravi
juga menahan tawa, kak Ravi tu tampangnya kayak malu-malu gimana gitu. Tak
banyak bicara.
Setelah
itu kami berfoto bersama, saling bergantian. Satu kata disaat aku berada
didekatnya #Ndredeg hahaha,
maluu. Kata Lilik saat aku memberikan hp ku pada Lilik untuk menjepret, getaran
tanganku itu terasa. Iyakah? Aaarrrggghh!! Apalagi saat kak Ravi memegang
pundakku, mungkin dia merasakannya, dia berfikir apa yaa? Bikin malu
ajaa tapi gak bisa ditahan, skali ndredeg ya ndredeg, dag-dig-dug pulaa,
nervous banget! Kak Ravi kayak mau buru-buru masuk kedalam, dia tanya “udah?” mumpung ada ibunya, aku langsung
bilang sama kak Ravi “Boleh foto sama ibu?”,
trus kak Ravi bilang ibunya yang jaraknya gak jauh darinya, #Bu Murminah datang
tepat waktu sebelum kak Ravi masuk keruangan lain, eh setelah itu kak Ravi
kayak mau masuk ke dalam atau apalah, mungkin malu? Menghindari pertanyaan
kita? Tau apalah, tenang aja kak, gak bakal aku tanya aneh-aneh kok, rencananya
sih cuma mau menceritakan kejadian masa lalu saat kak Ravi di Alun-alun
Purwodadi. Langsung saja aku bilang “Sama kak Ravi jugaa”, dia langsung sigap,
siap untuk berfoto lagi, “Oh sama aku?”.
Selesailah, kami pun tak bisa berlama-lama disana. Habis itu kak Ravi langsung
masuk ke ruangan kedua dalam rumahnya, kami hanya bisa berbincang-bincang
dengan ibunya. Kami ditanya rumahnya dimana? Asal sekolahnya? Trus ibunya kak
Ravi juga kenal pak Amin Prajaga guru Kewirausahan ku dikelas 10 dulu,
semoga saja kelas 12 nanti menjadi guruku lagi, amiin. Dan ternyataaa Pak Amin
itu tetangganya kak Ravi toh, mau mampir sih kerumahnya Pak Amin, tapi sudah
sore, dan takutnya ntar malah diceritakan sama murid sekolah. Kan sedikit malu
tapi bangga. Haha gajee. Tak lupaa kami memberikan buah Pir yang telah kami
beli tadi, tidak merepotkan kok bu, kami malah senang. Eh 2 cowok konyol tadi
malah bilang gini “We ma nggowo beras pirang
kilo??” hahaha, ya lucu ya bikin gondok.
(Kak Ravi saat meladeni fansnya #2 cowok konyol# minta tanda tangan, dan di depan kak Ravi ada siapa entah, dia lah yang menyuruh kami #MASUK)
(Tanda tangan di Jaket SENADA ku)
(Tanda tangan di Topi SMK ku)
(photo deleted)
Selesai
sudah pertemuan singkat kami dengan kak Ravi, semoga dilain waktu kami bisa
menemuinya kembali sayangnya waktu itu bapak kak Ravi gak dirumah. Kerja
mungkin, pak Hery Supriyanto itu juga ketua RT. Kami pulang dengan bahagia,
melihat kak Ravi aja sudah senang, apa lagi bisa foto bareng dapat tanda
tangan dari idola ku No.1 di timnas pula terima kasih kak, terima kasih
juga untuk Ibu Murminah.
Akan
kukenang semua ini, kumasukkan dalam memory otakku, tertoreh sejarah baru
didalamnya. Semua telah menjadi sejarah
dalam skenario hidupku.
(photo deleted)
Keesokan
harinya saat sampai dikelas, langsung di introgasi sama sebagian temenku,
disuruh menceritakan dari awal sampai akhir, ckck :D
#nb : banyak foto yang harus aku hapus, karena aku berproses untuk hijrah :) tp tulisan didalamnya tidak aku edit, biar aku alay pada masanya :D hhe